TEKS CERITA SEJARAH (Pengertian / Definisi, Struktur Teks Dan Kaidah Kebahasaan Serta Contoh Teks Cerita Sejarah)

TEKS CERITA SEJARAH adalah materi pelajaran bahasa indonesia yang akan di uraikan dibawah ini, yang mana materi ini merupakan materi sekolah menengah atas (SMA) kelas XII. Dan teks cerita sejarah yang akan dijelaskan yakni sebuah teks cerita sejarah yang didalamnya memuat pengertian atau definisi teks cerita sejarah, struktur teks, kaidah kebahasaan serta contoh teks cerita sejarah. Semoga pembahasan ini dapat membantu dan anda jadikan referensi dalam mengerjakan tugas bahasa indonesia dan sebagainya.

Pengertian Teks Cerita Sejarah

Definisi teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang di dalamnya memuat cerita dan menjelaskan mengenai suatu fakta atau suatu kejadian yang terjadi pada masa lalu yang akhirnya menjadi sebuah latar belakang (asal muasal) yang mana kejadian tersebut mempunyai unsur nilai sejarah didalamnya.
TEKS CERITA SEJARAH
Teks cerita sejarah

Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur teks adalah sebuah gambaran (deskripsi) cara bagaimana teks tersebut dibangun. Apakah anda mengetahui bahwa sebuah teks cerita sejarah disusun berdasarkan dengan struktur teks orientasi cerita sejarah yang kemudian di ikuti oleh urutan kejadian (peristiwa) dan diikuti oleh orientasi kembali (reorientasi)?
Oleh karena itu, perhatikan penjelasan berikut agar anda mudah untuk memahaminya.
1. Orientasi
Maksudnya ialah bagian ini merupakan tahap pengenalan / tahap pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa
Maksudnya ialah pada bagian ini rekaman peristiwa atau kejadian sejarah yang terjadi, biasanya tahap ini disampaikan dalam bentuk urutan kronologis.
3. Reorientasi
Maksudnya ialah pada tahap ini berisikan dengan komentar yang sifatnya pribadi oleh penulis mengenai kejadian atau peristiwa sejarah yang telah diceritakan. Tahap ini adalah tahap yang sifatnya pilihan (optional) yang berarti, pada tahap ini penulis teks sejarah boleh untuk tidak menyajikannya.

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Didalam kebahasaan teks cerita sejarah terdapat ciri-ciri yang sangat menonjol yang dapat diketahui dan ditandai sebagai berikut :

a. Terdapat adanya unsur kata ganti (pronomina).
b. Terdapat kalimat atau kata-kata yang mengandung dan menunjukan suatu unsur peristiwa / kejadian (frasa adverbial).
c. Terdapat kata kerja material (verba material).
d. Terdapat kata penghubung (konjungsi) temporal.

Adapun penjelasan dari ke empat ciri-ciri teks cerita sejarah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kata ganti (pronomina)
Kata ganti / pronomina adalah jenis kata yang digunakan untuk menggantikan nomina / frasa nomina dan kemudian memberikan nama seseorang secara tidak langsung. Contoh saya, kapan, nya, ini.
2. Kata keterangan (frasa adverbial)
Frasa adverbial / kata keterangan adalah jenis kata yang menunjukan suatu peristiwa, waktu, kejadian dan tempat. Contoh tadi siang, tahun lalu, minggu kemarin. 
3. Kata kerja material (verba material)
Kata kerja material / verba material adalah jenis kata yang memiliki fungsi untuk menunjukan sebuah perbuatan nyata (aktifitas) yang telah dilakukan oleh partisipan. Adapun didalam kata kerja material ini menunjukan ciri-ciri yang dapat diketahui seperti perbuatan fisik / kejadian / peristiwa. Contoh memasak, menyapu, membaca dan lain sebagainya.
4. Kata sambung waktu (konjungsi temporal)
Kata sambung waktu (konjungsi temporal) adalah jenis kata yang berfungsi untuk menata urutan-urutan kejadian atau peristiwa yang di ceritakan. Dan didalam teks cerita sejarah ini banyak menggunakan serta memanfaatkan kata penghubung (konjungsi) temporal.

Contoh Teks Cerita Sejarah

Berikut ini adalah contoh dari teks cerita sejarah yang bersumber dari Litbang Kompas, pada Buku Pintar Kompas 2013, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014, halaman 296 sampai 297). Berikut contohnya.

Bumi Berguncang di Dataran Konflik

Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan. Gempa ini terjadi pada 24 September 2013. Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 kilometer tenggara Dalbandin, Baluchistan. Bencana menyebabkan sedikitnya 515 orang tewas, 765 orang terluka, dan lebih dari 100.000 orang terlantar, serta menghancurkan sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur. Gempa juga dirasakan masyarakat di Gwadar, Khuzdar, Chagai, Hyderabad, dan Karachi yang berada ratusan kilometer dari pusat gempa.

Bahkan, guncangan terasa hingga New Delhi, India. Beberapa jam setelah gempa, sebuah pulau baru muncul di kota pelabuhan Gwadar di pesisir Pakistan. Pulau itu diduga terbentuk dari lapisan tanah di kawah lumpur. Gundukan lumpur dan batu itu tingginya 18 meter dengan panjang 30 meter dan lebar 76 meter. Lima hari setelah terjadi gempa pertama, Provinsi Baluchistan kembali diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala richter, yaitu pada 28 September 2013.

Pusat gempa berada di 96 kilometer timur laut Distrik Awaran, dengan kedalaman 14 kilometer. Sedikitnya 22 orang tewas dan hampir 15.000 rumah di Kota Nokjo, bagian barat Provinsi Baluchistan. Evakuasi korban dan pendistribusian bantuan ke sejumlah daerah terdampak gempa terkendala kerusakan infrastruktur jalan dan lokasi yang berjauhan. Tim penyelamat juga harus berhadapan dengan serangan kelompok separatis Baluchistan.

Lima orang tentara perbatasan yang mengawal konvoi bantuan tewas saat berhadapan dengan militan di Kota Panjgore, 800 km utara Quetta, (28/9/2013). Sebelumnya, helikopter tim pemantau dan penyelamat korban gempa juga diserang kelompok separatis. Pemerintah Pakistan mencatat kelompok separatis Baluchistan tersebar di sejumlah distrik di Provinsi Baluchistan tersebut. Salah satu tempat persebaran kelompok itu berada di pedalaman Distrik Awaran yang dekat dengan pusat gempa dan tingkat kerusakannya paling parah.