Definisi Koordinasi Di Dalam Objek Organisasi Menurut Para Ahli

Definisi Koordinasi Di Dalam Objek Organisasi Menurut Para Ahli. Halo sahabat MB dimana pun anda berada, di bawah ini saya akan memaparkan tentang definisi koordinasi di dalam objek organisasi menurut para ahli. Semoga bagi kalian yang sedang membutuhkan artikel ini untuk sebagai syarat melengkapi tugas sekolah, kuliah bahkan untuk tugas akhir/ skripsi agar dapat bermanfaat. Berikut ini adalah penjelasannya.

* Pengertian Koordinasi
Demi tercapainya tujuan pokok organisasi dimana koordinasi merupakan suatu proses pengelompokan, pengumpulan, penghimpunan dalam sebuah organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Koordinasi harus direncanakan, dikembangkan, dipelihara secara terus menerus oleh organisasi dalam setiap kegiatan bersama atau yang mempunyai hubungan manfaat bagi orang banyak sehingga tujuan organisasi khususnya dalam memajukan kesejahteraan umum dapat terlaksana dengan baik.

Memang mengapa koordinasi itu mutlak perlu dalam suatu organisasi atau usaha kerja sama karena koordinasi merupakan serangkaian kegiatan menyusun, menghubung-hubungkan, menjelaskan, menyatupadukan orang-orang dalam pekerjaan dan aktifitas sehingga semua unit berjalan secara terpadu dan harmonis guna mencapai tujuan bersama, sehingga dengan adanya koordinasi dihindari terjadinya konflik, kesimpang siuran dalam melakukan kegiatan serta perbedaan pendapat dalam pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
Baca juga Lembaga sosial dan lembaga negara atau pengertian institusi/lembaga, organisasi dan pelembagaan
Pada hakekatnya koordinasi adalah perwujudan daripada kerjasama, saling membantu dan menghargai, menghayati tugas dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap satuan kerja atau bantuan dari satuan kerja (unit) yang lain. Jadi adanya ketergantungan atau interdepedensi inilah yang mendorong adanya kerjasama. Koordinasi adalah sebuah proses saling mengerti antara dua orang atau lebih untuk melaksanakan suatu hal. Proses yang harus dijalani agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar ataupun jika ada masalah tidak akan terlalu banyak kesulitan untuk mengatasinya.
Definisi Koordinasi Di Dalam Sebuah Organisasi Menurut Para Ahli
** Teori Koordinasi Menurut Para Ahli
- Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. 
- Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
- Selanjutnnya menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.
- Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan koordinasi (coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
- Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya.
- Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling mempengaruhi.
Baca juga Definisi Struktural Dan Fungsional Di Dalam Organisasi
Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi :
1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif.
2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut.
3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha tersebut.
Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin (atasan) dalam  melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akan merugikan organisasi itu sendiri. Selain itu syarat-syarat koordinasi adanya koordinasi menurut Terry antara lain :
1. Sense of Cooperation, perasaan untuk saling bekerja sama, dilihat per bagian.
2. Rivalry, dalam perusahaan besar, sering diadakan persaingan antar bagian, agar saling berlomba untuk kemajuan.
3. Team Spirit, satu sama lain per bagian harus saling menghargai.
4. Esprit de Corps, bagian yang saling menghargai akan makin bersemangat.
Fungsi koordinasi dalam proses manajemen dengan jelas diilustrasikan oleh gambar berikut:
7 Fungsi Koordinasi Dalam Proses Manajemen
7 Fungsi Koordinasi Dalam Proses Manajemen
Sumber data : Stephan Robbins dan P-Timothy A.Judge dalam bukunya Perilaku Organisasi (2008).
Menurut SPRIEGEL/LANSBURGH, fungsi-fungsi seorang pemimpin adalah:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan (Operating)
Segi tiga sentral menggambarkan inti daripada organisasi. Otoritas timbul karena tanggung jawab. Tanggung jawab dilaksanakan melalui kepemimpinan. Kepemimpinan dilipatgandakan melalui delegasi dan ditetapkan melalui penetapan fungsional. Koordinasi adalah proses memepersatukan atau mengsingkronisasikan semua usaha manajemen. Adapun sejumlah hal yang mempengaruhi koordinasi efektif adalah:
1. Jenis struktur organisasi yang dipergunakan.
2. Tingkat pengetahuan  personal tentang sasaran-sasaran, prosedur dan kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi bersangkutan.
3. Kaliber daripada personal yang melakukan supervise;
4. Hingga tingkat tertentu hal tersebut tergantung pula pada usia kesatuan organisasi yang beroperasi, bersama-sama dengan tradisi serta kebiasaan-kebiasaannya.
Definisi Koordinasi Di Dalam Objek Organisasi Menurut Para Ahli
Jadi koordinasi adalah usaha dari kegiatan-kegiatan jabatan, pimpinan dalam setiap tindakan hierarkis untuk menghimpun, mengerahkan atau menjuruskan kegiatan orang-orang (para spesialis), uang materil (bahan-bahan), metode, mesin-mesin serta lainnya guna mencapai tujuan daripada organisasi. Pada umumnya digambarkan tentang bahaya spesialisasi-spesialisasi dalam suatu organisasi tersebut sebagai hal tegak atau bengkoknya jeraji-jeraji besi pada suatu penjara; sedangkan bagaimana seharusnya menurut Chaterine Seckler Hudson dilukiskan sebagai jari-jari kerangka paying yang setengah tercakup, artinya harus bertemu ujung-ujungnya pada satu titik puncak. Perhatikanlah gambar dibawah ini. Bahaya spesialisasi dalam organisasi:
The Danger of Specialization in a Organization
The Danger of Specialization in a Organization
Sumber data : Stephan Robbins dan P-Timothy A.Judge dalam bukunya Perilaku Organisasi (2008)
Hasilnya : Keseluruhan dari semua spesialisasi tidak dapat dimaksimalkan karena percuma akibat koordinasi yang tidak efektif. Seharusnya spesialisasi dikoordinasikan dalam organisasi:
Coordination of Specialized Efforts in a Organization
OBJECTIVE
Coordination of Specialized Efforts in a Organization OBJECTIVE
Sumber data : Stephan Robbins dan P-Timothy A.Judge dalam bukunya Perilaku Organisasi (2008).
Hasilnya : Setiap spesialisasi terkombinasi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Inilah yang disebut dengan fungsi organisasi. Kurangnya koordinasi dalam suatu organisasi atau usaha kerja sama akan nampak dari gejala-gejala yang berikut:
1. Petugas atau pejabat masing-masing atau satuan-satuan organisasi berselisih menurut suatu wewenang atau bidang kerja yang masing-masing mengaggap sebagai termasuk dalam yurisdiksinya
2. Terdapat saling pelemparan tanggung jawab, karena masing-masing merasa bahwa sesuatu wewenang atau bidang kerja tidak masuk dalam lingkupannya
3. Gejala yang lain nampak pada adanya suatu keputusan yang ternyata dibuat dengan kurang sempurna karena tidak terhimpun secara lengkap segenap keterangan pada satuan-satuan organisasi yang bersangkutan (dari tingkat bawahannya)
4. Akhirnya, gejala yang bisa dilihat juga ialah tumbuhnya banyak badan khusus atau satuan organisasi “nonstruktural”, misalnya: panitia, komisi, tim, satgas, dan sebagainya yang masing-masing berdiri sendiri untuk menyelesaikan sesuatu tugas yang sebetulnya telah dapat dicakup atau dimasukkan ke dalam susunan organisasi yang sudah ada.
Baca juga Makna Organisasi - Definisi Organisasi Menurut Para Ahli
Untuk mencegah kemungkinan benarnya gejala-gejala di atas sebagai kurangnya koordinasi, dan agar aktivitas pengkoordinasian efektif, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Diadakan pembagian kerja yang jelas dalam organisasi atau program yang dimaksud
2. Semangat bekerja yang besar di antara para pejabat atau pekerja (hubungan-hubungan informal yang sehat dalam organisasi yang bersangkutan) hendaknya dibina terus
3. Fasilitas kontak dan tata hubungan yang cukup bagi semua pihak dalam organisasi maupun luar usaha kerja sama itu dipupuk-kembangkan
4. Koordinasi hendaknya telah disiapkan sejak tahap-tahap permulaan kegiatan atau program yang bersangkutan dan kemudian dipertahankan sebagai proses yang menerus.
Sebagaimana lazimnya, cara-cara yang dapat ditempuh untuk mewujudkan koordinasi adalah antara lain dengan konfrensi lengkap, pertemuan berkala untuk  pejabat-pejabat tertentu, pembentukan panitia-panitia gabungan, pembentukan badan koordinasi staf (coordinative staff), wawancara dengan bawahan atau para pihak yang terlibat, momerendum berantai, buku pedoman organisasi dan tata kerja sebagai cara atau teknik berkonsultasi serta berkomunikasi lainnya.
- Menurut Manila (1996:50), ada dua jenis koordinasi, yaitu koordinasi interen dan koordinasi eksternal.
A. Koordinasi interen, dibagi :
1. Koordinasi vertikal adalah dimana antara yang mengkoordinasi dengan yang dikoordinasikan secara structural terdapat hubungan hierarkis karena satu dengan yang lainnya berada pada satu garis komando.
2. Koordinasi horizontal adalah koordinasi fungsional dimana yang mengkoordinasi mempunyai tingkat eselon yang sama.
3. Koordinasi diagonal adalah koordinasi fungsional dimana yang mengkoordinasi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi tingkat eselonnya dibandingkan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang lainnya tidak berada dalam satu garis komando.
B. Koordinasi eksternal termasuk koordinasi fungsional, dalam koordinasi eksternal bersifat fungsional, koordinasi itu hanya bersifat horizontal dan koordinasi eksternal yang bersifat diagonal. Koordinasi vertikal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang kepala wilayah yang melaksanakan kegiatan pembangunan antar dinas maupun antar pimpinan dinas-dinas lain, seperti rapat staf, rapat kerja dan rapat pimpinan. Koordinasi horizontal adalah dimana seorang kepala atau pimpinan senantiasa berhubungan dengan dinas-dinas lain yang dianggap ada kaitannya atau hubungannya dengan masalah-masalah pembangunan yang dilaksanakan di dalam wilayah kerjanya. Tujuan koordinasi menurut Siagian (1993:110), yaitu :
1. Pencegah konflik dan kontradiksi.
2. Pencegah persaingan yang tidak sehat.
3. Pencegah pemborosan.
4. Pencegah kekosongan ruang dan waktu.
5. Pencegah terjadinya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan.
Baca juga Teori Pelayanan Publik
Berdasarkan prinsip pembagian kerja manajemen, maka individu-individu dalam organisasi memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Namun semua itu fokus pada tujuan bersama, hanya tugas pembagian kerja saja yang berbeda. Karena itu diperlukan koordinasi agar tugas dan fungsi masing-masing individu tidak saling bertolak-belakang tapi saling mendukung. Berikut ini prinsip-prinsip fungsi koordinasi yang penting untuk dipelajari setiap individu dalam organisasi :
1. Prinsip kesatuan arah dan tujuan.
2. Prinsip kesepakatan tentang kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.
3. Prinsip ketaatan atau loyalitas.
4. Prinsip saling tukar informasi tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan masalah yang dihadapi.
5. Prinsip saling menghormati, saling percaya, dan saling membantu.
6. Prinsip profesionalitas.
7. Prinsip saling dapat dipercaya.
8. Prinsip ketepatan penggunaan alat koordinasi.
9. Prinsip efisiensi.
10. Prinsip adanya koordinator atau pemimpin yang menggerakan dan memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dalam organisasi dan mengerti serta mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Dengan cara koordinasi yang baik maka setiap pekerjaan yang dilakukannya setiap bawahan akan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh yang mengkoordinasinya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa koordinasi itu sangat diperlukan setiap pimpinan. Dimana koordinasi ini merupakan salah satu alat bagi pimpinannya, karena koordinasi bertujuan mempersatukan tujuan yang ingin dicapai. Itulah Definisi Koordinasi Di Dalam Objek Organisasi Menurut Para Ahli

Daftar Pustaka / Source:
*Malayu S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara
*Handoko, T. Hani.2003. Manajemen Cetakan Kedelapan Belas. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
*Handayaningrat, Soewarno.1985. Sistem Birokrasi Indonesia. Jakarta: CV. Mas Agung
*Stephan Robbins dan P-Timothy A.Judge dalam bukunya Perilaku Organisasi tahun terbit 2008
*Manila dalam buku yang di terbitkan pada tahun 1996
*Siagian dalam buku yang di terbitkan pada tahun 1993