Memahami Dan Menginterpretasikan Pantun

Memahami dan menginterpretasikan teks pantun akan dijelaskan secara rinci dan lengkap dengan contohnya pada pembahasan dibawah ini. Adapun materi belajar tentang pantun ini masuk kedalam pelajaran Bahasa Indonesia. Didalam pembahasan mengenai pantun, akan diulas bagaimana memahami struktur dan kaidah pantun, pengertian pantun, contoh pantun, unsur yang membangun pantun, bentuk-bentuk pantun lain seperti karmina, seloka, talibun dan bagaimana menginterpretasikan teks pantun. Berikut penjelasannya.

Memahami Struktur dan Kaidah Pantun

Pengertian pantun
Pantun adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk baik (kuplet). Kata pantun bermakna ‘bagai’, ‘seperti’, ‘ibarat’, ‘umpama’ dan atau ‘laksana’. pantun dapat digolongkan sebagai puisi lama seperti halnya karmina, seloka, talibun, syair, maupun gurindam. Pantun dapat dibedakan berdasarkan isinya, seperti pantun nasihat, agama, jenaka, cinta, teka-teki dan sebagainya.
Memahami dan menginterpretasikan teks pantun nasihat, agama, jenaka, cinta, teka-teki

Contoh pantun

Perhatikan kutipan contoh pantun berikut :
Kalau tuan jalan ke hulu                   a
Carikan saya kepingan tembaga       b   sampiran
Kalau tuan pergi dahulu                   a
Nantikan saya di pintu surga             b   isi

Aduh-aduh si bunga mawar              a
Daunnya lebar seperti waru              b    sampiran
Aku sering mendengar kabar            a
Abang punya mobil baru                  b    isi

Struktur dan kaidah pantun

Ada dua unsur yang membangun keindahan sebuah puisi, yaitu unsur bentuk dan unsur isi. Pantun merupakan puisi yang terkait pada unsur bentuk. Adapun penjelasan kedua unsur tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Unsur bentuk
Unsur bentuk adalah unsur yang membangun sebuah puisi secara fisik yaitu seperti korespondensi, musikalisasi dan gaya bahasa. Bait (kumpulan barisan), larik/baris (kumpulan kata) dan diksi (pilihan kata) juga termasuk kedalam unsur bentuk.

a. Korespondensi
Korespondensi adalah hubungan antara bait, antarlarik, dan antarkata.
b. Musikalisasi
Musikalisasi adalah perulangan bunyi (rima) dan lagu (irama)
c. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah gaya penyair dalam menggunakan kata-kata menjadi lebih hidup.

Perhatikan tabel karakteristik pantun berikut :
Struktur Pantun Kaidah Pantun
1 Bait : pantun di susun dalam bentuk bait 1 Satu bait terdiri dari 4 baris
2 Baris : kumpulan kata yang berjajar 2 Satu baris terdiri atas 8-12 suku kata.
3 Sajak : perulangan bunyi, pantun menggunakan sajak berselang a-b-a-b

1 …………………a
2 …………………b
3 …………………a
4 …………………b
3 Mengandung sampiran dan isi

1 …………..a
2 …………..b sampiran
3 …………..a
4 …………..b isi
Catatan :
a. Sampiran pantun adalah baris pertama dan kedua yang dijadikan sebagai persediaan bunyi untuk isi pantun.
b. Isi pantun adalah baris ketiga dan keempat yang mengandung nasihat sendiri, jenaka, teka-teki, dan maksut pantun lainnya.

2. Unsur isi
Unsur isi adalah unsur yang membangun sebuah puisi secara batin/dalam, yaitu berhubungan dengan tema dan amanat.

Bentuk pantun lain

1. Karmina
Karmina adalah puisi lama yang hanya terdiri atas dua baris dan karmina disebut juga pantun kilat. Ciri-ciri karmina antaralain yakni :
a. Tiap bait hanya terdiri atas 2 baris

b. Tiap baris umumnya 10 suku kata
c. Bersajak a-a
d. Baris pertama sampiran; baris ke dua isi

Contoh karmina adalah sebagai berikut :
Dahulu parang sekarang besi.            a  (sampiran)
Dahulu sayang sekarang benci.         a  (isi)

Pinggan tak retak, nasi tak dingin       a  (sampiran)
Tuan tak hendak, kami tak ingin         a  (isi)

2. Seloka
Seloka adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris, menggunakan bentuk pantun atau syair. Seloka disebut juga pantun berkait karena baris ke-2 dan ke-4 pada bait pertama di jadikan baris ke-1 dan ke-3pada bait kedua dan seterusnya. Pantun seloka berisi pepatah, perumpamaan, kelakar, sindiran, bahkan ejekan. Ciri-ciri seloka antaralain yakni :

a. Tiap bait terdiri atas 4 baris atau lebih
b. Tiap baris terdri atas 8-12 suku kata
c. Bersajak silang/berselang : a-b-a-b atau sajak rangkaian a-a-a-a.
d. Baris 1 dan 2 merupakan sampiran; baris 3 dan 4 merupakan isi.

Contoh seloka adalah sebagai berikut :
Seganda gugur di halaman                a
Dayung melayang masuk kulah         b  sampiran
Dengan adinda minta kenalan           a
Rindunya bukan ulah-ulah                 b  isi

Daun melayang masuk kulah            a
Batang barangan di tepi paya           b  sampiran
Rindunya bukan ulah-ulah                a
Jangan tuan tidak percaya                b  isi

3. Talibun
Talibun adalah puisi lama yang berasal dari timur tengah. Talibun dapat di golongkan kedalam jenis pantun karena memiliki sampiran dan isi. Talibun merupakan media untuk berkasih-kasihan muda-mudi zaman dulu, seperti dalam percintaan, berolok-olok, berkelakar, nasihat, dan lain-lain. Ciri-ciri talibun antaralain yakni :

a. Tiap bait terdiri dari 6,8,10,12 baris atau lebih (jumlahnya harus genap).
b. Tiap baris umunya terdiri atas 8-12 suku kata.
c. Sajaknya a-b-c, atau a-b-c-d dan sebagainya.
d. Tiga baris pertama merupakan sampiran sisanya isi.

Contoh talibun adalah sebagai berikut :
Kalau anak pergi ke lepau             a
Yu beli, belanak pun beli               b sampiran
Ikan panjang beli dahulu               c

Kalau anak pergi merantau           a
Ibu cari, sanak pun cari                 b  isi
Induk semang cari dahulu             c

Daftar istilah :
Lepau : warung nasi.
Semang : majikan, orang tua angkat.

Menginterpretasi Pantun

Menginterpretasi teks pantun adalah usaha menafsirkan atau memahami makna sebuah pantun. Makna pantun berkaitan dengan unsur isi. Unsur isi adalah unsur yang membangun sebuah puisi secara batin/dalam, yaitu berhubungan dengan tema dan amanat.
Tema adalah pokok pikiran yang di jadikan dasar oleh penyair untuk menciptakan sebuah pantun. Amanat adalah pesan atau nasihat yang di sampaikan oleh penyair kepada pembaca. Isi pantun dapat di temukan pada baris ke-3 dan ke-4. Perhatikan kutipan contoh pantun berikut :
Pantun Interpretasi
Berburu ke padang datar

Mendapat rusa belang kaki
Berguru ke palang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Pantun tersebut berisi pesan :

Hendaknya menuntut ilmu sampai tuntas. (pantun nasihat)
Taman melari di rama-rama

Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
Pantun tersebut berisi pesan :

Kesetiaan dua kekasih sampai ke liang lahat. (pantun cinta)
Daftar istilah :
a. Kepalang berarti tanggung, tidak tuntas, belum cukup, terlanjur.
b. Ajar berarti ilmu.
c. Rama-rama berarti kupu-kupu.
d. Ubur-ubur berarti binatang laut yang mirip pinggan.


Demikian pembahasan mengenai memahami dan menginterpretasikan teks pantun.