Materi Sejarah tentang Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. Halo teman-teman dan sahabat Materi Belajar (MB) dimana pun kalian berada. Pada artikel dibawah ini saya akan memberikan materi sejarah mengenai Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang terjadi di Aceh. Semoga bagi kalian yang sedang membutuhkan artikel ini untuk sebagai syarat melengkapi tugas sekolah, tugas perkuliahan bahkan untuk tugas akhir atau skripsi agar dapat bermanfaat. Berikut ini adalah penjelasannya.
Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Pemberontakan yang dilakukan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh tersebut di pimpin/ketuai oleh Daud Beureuh, Daud Beureuh merupakan seorang yang menjabat sebagai Gubernur militer di daerah Aceh pada masa perang kemerdekaan indonesia.
Akan tetapi pada saat perang kemerdekaan telah berakhir yang kemudian Indonesia juga kembali dengan berbentuk negara kesatuan yang tepat terjadi pada tahun 1950, sebelumnya Aceh merupakan sebuah daerah yang istimewa kemudian berubah dan status istimewa nya diturunkan menjadi karesidenan di bawah Provinsi Sumatra Utara.
"Karesidenan merupakan sebuah pembagian administratif (wilayah administratif) didalam sebuah provinsi pada zaman Hindia-Belanda (Indonesia) yang terbentuk hingga sejak pada tahun 1950-an. Sebuah karesidenan (regentschappen) terdiri dari beberapa afdeeling (kabupaten). Karesidenan tidak terjadi di semua wilayah di indonesia, akan tetapi hanya pernah terjadi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok dan Sulawesi saja serta ini di tandai dengan banyaknya penduduk dari wilayah tersebut. Sumber : WikiPedia Indonesia"
Sehingga dengan demikian, kebijakan mengenai karesidenan ini sangat di tentang oleh Daud Beureuh. Kemudian beliau mengeluarkan sebuah maklumat mengenai "penyatuan Aceh kedalam Negara Islam Indonesia (NII) yang di ketuai oleh Kartosuwiryo".
Sehingga dengan demikian, kebijakan mengenai karesidenan ini sangat di tentang oleh Daud Beureuh. Kemudian beliau mengeluarkan sebuah maklumat mengenai "penyatuan Aceh kedalam Negara Islam Indonesia (NII) yang di ketuai oleh Kartosuwiryo".
Baca ini Peristiwa Gerakan 30 September Atau Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI)
Hal ini terjadi tepat pada tanggal 20 September 1953. Untuk meredam dan menumpas aksi pemberontakan yang terjadi, pemerintah kemudian mengadakan serta melakukan dua buah pendekatan seperti sebagai berikut :
a. Pendekatan persuasif
Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan kepercayaan dan keyakinan Rakyat ke pemerintah
b. Operasi militer
Operasi militer ini kemudian dilakukan dengan tujuan untuk menghancurkan dan mengambil alih kekuatan persenjataan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Berdasarkan atas kedua pendekatan itu, hasil yang di dapatkan adalah pemerintah sukses dalam memulihkan kepercayaan untuk Rakyat serta sukses membuat rakyat aman di Aceh. Kemudian tepat pada tanggal 17 sampai 21 september 1962, di adakan sebuah musyawarah kerukunan Rakyat Aceh, dan musyawarah itu adalah ide dari Pangdam I / Iskandar Muda, Kolonel M Yasin dimana beliau mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat aceh serta pemerintah daerah (pemda Aceh).
Alhasil dari musyawarah tersebut kemudian pemerintah memberikan penawaran amnesti untuk Daud Beureuh agar dapat bersedia untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat di Aceh, sehingga dengan kembalinya Daud Beureuh di tengah-tengah masyarakat merupakan tanda akhir dari pemberontakan yang dilakukan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. Itulah Materi Sejarah tentang Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh
Berdasarkan atas kedua pendekatan itu, hasil yang di dapatkan adalah pemerintah sukses dalam memulihkan kepercayaan untuk Rakyat serta sukses membuat rakyat aman di Aceh. Kemudian tepat pada tanggal 17 sampai 21 september 1962, di adakan sebuah musyawarah kerukunan Rakyat Aceh, dan musyawarah itu adalah ide dari Pangdam I / Iskandar Muda, Kolonel M Yasin dimana beliau mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat aceh serta pemerintah daerah (pemda Aceh).
Alhasil dari musyawarah tersebut kemudian pemerintah memberikan penawaran amnesti untuk Daud Beureuh agar dapat bersedia untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat di Aceh, sehingga dengan kembalinya Daud Beureuh di tengah-tengah masyarakat merupakan tanda akhir dari pemberontakan yang dilakukan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. Itulah Materi Sejarah tentang Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh