Pengertian Jamur Lendir Seluler (Cellular Slime Mold) Dan Siklusnya

Pengertian jamur lendir seluler dan siklus jamur lendir seluler akan dijelaskan secara detail pada materi pelajaran biologi dalam materi belajar kelas x sebagai berikut ini. Jamur lendir seluler adalah jamur lendir bersekat yang sering disebut dengan Acrasiomycota. Jamur yang berlendir ini memiliki fase dimana saat dia makan berupa sel-sel yang hidup (soliter), akan tetapi setelah makanannya habis, maka sel-sel itu akan berbentuk koloni (berkelompok) dalam suatu unit.

Adapun berikut dibawah ini point pokok pembahasan yang tentunya akan dijelaskan mengenai jamur lendir seluler (cellular slime mold) yakni apa itu yang dimaksud jamur lendir seluler, pengertian, definisi, arti, makna dan konsep jamur lendir seluler, fungsi serta siklus-siklus dalam jamur lendir seluler.


Definisi jamur lendir seluler

Jamur lendir seluler adalah jamur yang sering disebut dengan Acrasiomycota. Perlu diketahui bahwa dalam satu koloni (agregat), terdapat 125 ribu sel dan koloni tersebut dapat berpindah tempat untuk sementara waktu.

Pengertian Jamur Lendir Seluler (Cellular Slime Mold)
Siklus Acrasiomycota

Pada fase makan, sel ameboid solitar bergerak dengan pseudopodia dan memakan bakteri, berbeda dengan jamur lendir seluler berkromosom haploid (n), hanya zigot yang memiliki kromosom diploid (2n).


Fungsi jamur lendir seluler

Jamur lendir seluler ini berfungsi membentuk tubuh buah (fruiting bodi) dan bereproduksi secara berhubungan dengan singami sel ameboid tubuh buah yang berisi spora dan memiliki batang penyokong (stalk). Stalk pada acytostelium sp. mengandung selulosa, adapun 65 spesies jamur lendir seluler diantaranya adalah dictyostelium, discoideum, polysphondylium sp., coenonia sp. dan actyostelium sp.

Siklus jamur lendir seluler

Dibawah ini merupakan siklus jamur lendir seluler yakni akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Saat persediaan makanan kosong, sel-sel ameboid berkromoson haploid (n) membentuk agregat.
2. Agregat berupa peIuru dan bisa berpindah tempat.
3. Agregat menetap di suatu tempat guna membentuk tubuh buah.
4. Terdapat sel mengering membentuk batang menyokong atau stalk. Setelah itu sel-sel yang lainnya bergerak merayap keatas sel yang telah mengering, serta menjadi kumpulan spora yang haploid (n) stalk dengan kumpulan spora tersebut adalah tubuh buah.
5. Spora bersifat tahan terhadap kodisi lingkungan buruk (resisten), misalnya kekeringan.
6. Ketika spora jatuh di tempat menguntungkan, maka spora akan tumbuh menjadi sel ameboit yang haploid (n).
7. Sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup yang soliter serta bergerak dengan pseudo podia.
8. Apabila makanan tidak tersedia, maka sel-sel ameboid akan mengeluarkan senyawa kimiawi yang dapat mempengaruhi sel ameboid yang lain untuk bergerak ke arah pusat agregat guna membentuk sebuah unit.
9. Pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singami sehingga terbentuklah zigot yang diploid (2n).
10. Zigot yang di ploit akan memakan sel ameboit yang lainnya serta tumbuh menjadi sel yang raksasa yang akan dilindungi dinding sel yang resisten. Sel raksasa tersebut kemudian mengalami pembelahan meosis dan beberapa kali mitosis sehingga menghasilkan sel-sel ameboid yang haploid (n) didalamnya.
11. Jika dinding sel raksasa pecah, sel ameboid baru yang haploid (n) akan keluar dan menjadi sel pemakan, misalnya memakan bakteri. Sel-sel ameboid yang merupakan hasil reproduksi dari hubungannya juga dapat membentuk agregat ketika dilingkungan yang tidak tersedia makanan yang memadai.

Demikian pembahasan tentang jamur lendir seluler atau cellular slime mold, fungsi dan siklusnya. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi referensi informasi dalam mengetahui apa yang dimaksud jamur lendir seluler, pengertian, definisi, arti, makna dan konsep jamur lendir seluler, fungsi serta siklus-siklus dalam jamur lendir seluler.