Jika berbicara tentang pengangguran adalah salah satu permasalahan ekonomi yang banyak dan seringkali terjadi pada berbagai negara diseluruh penjuru dunia, termasuk negara kita Indonesia. Permasalahan pengangguran memiliki berbagai ragam sisi yang sangat perlu dipahami dan diketahui secara lebih mendalam, baik itu termasuk jenis-jenisnya, penyebab pengangguran itu sendiri dan juga apa dampak yang signifikan apabila pengangguran meningkat dari perspektif sosial maupun ekonomi.
Pengangguran merupakan permasalahan yang memiliki akar penyebab yang kompleks serta berdampak yang meluas. Hal tersebut terjadi dikarenakan ada banyak faktor penyebab dan dampaknya tidak bisa dianggap hal yang biasa, oleh karena itu pemahaman terkait aspek-aspek ini sangatlah penting untuk merancang bagaimana solusi yang efektif dalam mengatasi pengangguran.
Jenis-jenis dan macam-macam pengangguran berdasarkan bentuk dan cirinya menurut para ahli yang akan diuraikan dibawah ini merupakan rangkuman singkat mengenai teori dan konsep para ahli atau pakar mengenai jenis-jenis dan macam-macam pengangguran yang sesuai dengan referensi buku yang telah dibaca. Kalian dapat mengetahui judul buku, tahun terbit, pengarang dan penerbitnya seperti yang diberikan pada daftar rujukan pada bagian bawah tulisan ini.
Pengangguran berdasarkan bentuknya
Dibawah ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis pengangguran berdasarkan bentuk dan cirinya. Menurut Samuelson dan Nordhaus, (1997:279) pengangguran menurut bentuknya dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Pengangguran friksional
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang yang tidak henti-hentinya dari satu daerah ke daerah lainnya, dari pekerjaan ini ke pekerjaan itu dan karena tahapan siklus hidup berbeda. Bahkan dalam situasi perekonomian dengan penggunaan tenaga penuh pun akan selalu ada perpindahan, karena orang-orang mencari pekerjaan sesudah mereka menyelesaikan sekolahnya atau pindah kekota lain.
2. Pengangguran struktural
Pengangguran ini terjadi bila terdapat ketidak-seusaian antara penawaran dan permintaan atas pekerjaan. Ketidak-sesuaian ini bisa saja terjadi akibat permintaan atas jenis tenaga kerja tertentu meningkat, sementara atas jenis tenaga kerja yang lain merosot, padahal penawaran tenaga kerja tidaklah bisa menyesuaikan tuntutan tersebut dengan cepat.
3. Pengangguran siklikal
Pengangguran ini akan terjadi apabila permintaan secara keseluruhan akan tenaga kerja rendah (lebih daripada rendahnya permintaan dalam suatu daerah tertentu dengan industri tertentu). Begitu jumlah seluruh pengeluaran dan output merosot maka pengangguran pun benar-benar melonjak dimana-mana.
Pengangguran berdasarkan cirinya
Dalam upaya untuk lebih memahami dan mengatasi masalah permasalahan pengangguran, penting untuk memahami perbedaan antara pengangguran terbuka, tersembunyi atau terselubung, musiman dan pengangguran setengah menganggur. Adapun menurut Sukirno (2006:330) pengangguran berdasarkan cirinya digolongkan menjadi 4 yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Pengangguran terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis pengangguran terbuka ini dapat di analogikan dimana kondisi seseorang aktif mencari pekerjaan, namun belum berhasil mendapatkannya.
Orang-orang yang termasuk dalam kategori ini secara jelas menyatakan bahwa mereka sedang mencari pekerjaan dan siap untuk bekerja jika ada peluang yang sesuai.
2. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran ini terjadi terutama di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja tergantung kepada banyak faktor. Antara lain faktor besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis pengangguran tersembunyi atau terselubung adalah bentuk pengangguran yang lebih tidak terlihat dengan jelas dalam data statistik.
Ini dapat di analogikan dimana ketika seseorang yang sebenarnya menganggur tidak secara aktif mencari pekerjaan atau tidak terdaftar sebagai pengangguran dalam data statistik resmi. Pengangguran tersembunyi juga dapat disebut pada orang yang bekerja dalam pekerjaan sementara atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi.
3. Pengangguran musiman
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet tidak dapat melakukan kegiatan mereka dan terpaksa menganggur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis pengangguran musiman adalah bentuk pengangguran yang bersifat musiman, terjadinya secara berkala selama beberapa periode dalam setahun. Biasanya, pengangguran jenis ini terjadi di sektor-sektor tertentu, seperti pertanian, pariwisata dan konstruksi.
4. Setengah menganggur
Pekerja-pekerja yang hanya bekerja satu hingga dua hari dalam seminggu atau satu hingga empat jam sehari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis setengah menganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, hal tersebut dikarenakan berbagai alasan-alasan non-ekonomis yang diantaranya adalah seperti kurangnya jam kerja, pemberhentian sementara dan juga dikarenakan pekerjaan paruh waktu.
Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis pengangguran berdasarkan bentuk dan cirinya menurut para ahli dan pakar, semoga uraian diatas dapat berguna sebagai informasi edukasi dalam mengetahui jenis-jenis pengangguran dan macam-macam pengangguran serta pengangguran berdasarkan bentuk dan ciri-cirinya.
Daftar pustaka
Samuelson, Paul A. Dan Wiliam D. Nordhaus. 1997. Teori Ilmu Makroekonomi ; Edisi Ketujuhbelas. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern ; Perkembangan dan Pemikiran Klasik Hingga Keynesian Baru. Cetakan 11. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.